7 dosa besar menurut Mahatma Gandhi yang menurut saya relevan dengan timbulnya krisis finansial yang terjadi di dunia saat ini.
1. Kekayaan tanpa kerja (wealth without work)
Orang
didoktrin dengan slogan "biarkan uang yang bekerja untuk Anda". Orang
menanam modal di mana-mana dan tinggal ongkang-ongkang kaki menikmati
hasilnya. Sementara para buruh pekerja bekerja dengan sekuat tenaga
hanya untuk kepentingan pemegang modal dan digaji hanya layak untuk
hidup mereka. Di banyak negara dunia ketiga bahkan mereka digaji dengan
tidak layak. Para pekerja hanya dianggap sebagai sekrup industri seperti
halnya mesin-mesin lain yang bisa digantikan dengan sekrup yang lain
jika rusak.
2. Kesenangan tanpa kesadaran (pleasure without conscience)
Orang
bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Sebagai pemilik modal,
mereka tidak perlu terlalu peduli terhadap nasib buruh pekerja, yang
penting modal mereka aman dan bisa terus berkembang.
3. Pengetahuan tanpa karakter (knowledge without character)
Para
cendekia membebek pada kepentingan penguasa. Mereka tidak lagi
memperhatikan moralitas dan kebenaran yang seharusnya dijunjung tinggi
oleh para cendekia. Mereka lebih memperhatikan kepentingannya sendiri,
yang penting mereka aman dalam posisinya. Saat mereka melihat suatu
kesalahan atau kezaliman, mereka cenderung mendiamkan dan bukannya
membela kaum yang benar atau kaum yang lemah.
4. Perdagangan tanpa moralitas (commerce without morality)
Kaum
pedagang tidak memikirkan moralitas. Yang penting bagi mereka adalah
keuntungan, keuntungan, dan keuntungan. Bagaimana mereka menipu para
konsumen yang tidak berdaya. Mereka memonopoli setiap lini konsumsi
masyarakat sehingga masyarakat tidak berdaya dan tidak bisa memprotes
tindakan mereka. Setiap protes dari masyarakat selalu membentur tembok
birokrasi, sementara pemerintah tidak peduli terhadap nasib masyarakat.
5. Ilmu tanpa kemanusiaan (science without humanity)
Ilmu
ditegakkan tanpa mempedulikan lagi nilai-nilai kemanusiaan. Para
ilmuwan sibuk membincangkan tentang norma ilmiah namun melupakan manusia
yang harusnya menjadi dasar dari penegakan ilmu.
6. Ibadah tanpa pengorbanan (worship without sacrifice)
Orang-orang
beragama tanpa peduli terhadap pengorbanan diri untuk mensucikan hati.
Yang mereka pedulikan adalah penegakan hukum agama yang menurut mereka
benar walaupun dengan cara itu mereka mengorbankan kepentingan orang
lain. Mereka lupa terhadap prinsip-prinsip spiritualitas agama dan
bahkan lebih memuja nilai luar agama ketimbang aspek substansi dari
agama.
7. Politik tanpa prinsip (politics without principle)
Orang
berpolitik tidak lagi mempunyai prinsip. Mereka sikut kiri sikut kanan,
jilat atas injak bawah untuk kepentingan mereka sendiri. Orang berani
menjilat ludah sendiri yang penting kepentingan mereka terakomodasi
untuk bisa meraih kekuasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar