April 09, 2012

MANGAN (Mn) di Indonesia


Mangan di Indonesia ditemukan pertama kali pada tahun 1854 di daerah Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa barat, tetapi pengusahaannya baru dimulai menjelang akhir abad yang lalu. Meskipun tempat penemuan pertama di Karangnunggal tetapi endapan yang diusahakan terlebih dahulu adalah yang terdapat Kliripan, Kulon Progo, Yogyakarta.
Endapan bijih mangan dapat terbentuk dengan berbagai cara yaitu karena proses hidrothermal yang dijumpai dalam bentuk vein, metamorfik, sedimenter ataupun residu. Endapan mangan sedimenter merupakan endapan bijih Mn yang banyak dijumpai dan mempunyai nilai ekonomis. “Manganese Oolites” dan “Manganese Shales” terbentuk dilingkungan laut. Pirolusit yang merupakan salah satu anggota kelompok senyawa Mn, dapat pula terbentuk karena proses pelapukan bijih sejenis yang kemudian membentuk endapan residu. Dikenal 4 jenis mineral bijih yang mengandung Mn yaitu:
· Pirolusit
βMnO2, massa kristalin kompak, keras (nilai kekerasan 5-6), berwarna abu-abu kehitaman. Dibawah mikroskop bijih pirolusit mudah dibedakan dengan mineral mangan lainnya, dan warnanya yang putih kekuningan, cemerlang, pemadaman lurus, belahan sejajar dengan bidang kristal dan anisotropi yang kuat. Selain sebagai kumpulan kristal yang relatif kasar, pirolusit juga terdapat sebagai kristal berbentuk jarum yang halus.

· Hollandite (Ramsdellit)
Rumus kimianya Ba2 (MnO2)8 = Ba2Mn8O16 berkilap logam (brilliant mettalic), terdapat bersama-sama dengan pirolusit dalam massa kristalin berbutir kasar. Di bawah mikroskop bijih kedua jenis logam tersebut menunjukan warna yang sama yaitu putih kekuningan, perbedaannya pirolusit lebih cemerlang dibanding hollandite. Disamping itu hollandite relatif lebih lunak dibanding pirolusit.

· Kriptomelan
Rumus kimia K2Mn8O16 = K2 (MnO2)8. Dibawah mikroskop bijih mineral ini terdapat dalam bermacam-macam bentuk antara lain sebagai urat-urat kecil atau massa berserabut, kristal seperti jarum berwarna abu-abu kebiruan atau lapisan koloidal konsetris berselang seling dengan lapisan yang berbeda warna, struktur bunga es dan massa berbentuk.

· Psilomelan
Rumus kimia (Ba H2O)2 Mn5O10. Merupakan massa masif keras berwarna hitam. Dibawah mikroskop bijih psilomelan sulit dibedakan dari kriptomelan. Baik bentuk maupun warnanya hampir sama. Sedikit perbedaan ialah sifat anisotropi dimana psilomelan lebih lemah dibanding kriptomelan.
 
Mangan di Jawa umumnya terdapat sebagai kantong dan lensa dalam batu gamping yang terletak didalam atau diatas batuan volkanik seperti tufa, breksi. Bijih mangan didapatkan sebagai pirolusit, psilomelan, dan wad (massa seperti tanah). Karena kenampakan atau bentuknya didaerah penambangan Mn di kliripan orang mempunyai istilah setempat yaitu “meling” untuk pirolusit yang tercampur kalsit menunjukan permukaan yang mengkilat dan “paku” yang menunjukan seperti serat, secara mineralogi umumnya pirolusit tetapi dapat pula psilomelan. Mangan yang ditambang terbatas pada bijih berkadar MnO2 diatas 75%. Asosiasi pirolusit adalah psilomelan, kadang-kadang rhodonit dan rodhokrosit.

TEKNIK PENAMBANGAN
Penambangan mangan ditemukan oleh letak deposit yang bersangkutan. Apabila depositnya terletak didekat permukaan, teknik penambangan dengan sistem tambang terbuka / terbuka lebih sesuai diterapkan. Apabila depositnya terdapat jauh dipermukaan maka, pembuatan sumuran yang dilanjutkan dengan sistem gophering lebih sesuai seperti yang telah dilakukan di daerah Kliripan Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo.

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN
· Bijih mangan (Mn) 95% dimanfaatkan untuk industri baja. Kegunaan lain adalah untuk industri kimia, baterei kering, korek api, gelas, cat, bahan celup, pupuk dan lain-lain.
· Khusus mangan untuk pembuatan baterei kering persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut (Industrial Minerals, Juli 1985).
Di Amerika dikenal 3 jenis bijih mangan grade batere yakni : grade A (Militer), grade A (Komersial), dan grade B (Komersial)
· Grade A untuk militer sekurang kurangnya bijih mengandung kadar oksigen yang setara dengan 85% MnO2
· Grade A komersial mengandung sekurang kurangnya 75% MnO2, timbal maksimum 0.5%, besi maksimum 3.0%, logam berat selain Fe dan Pb total 0.5%, bahan yang tak larut total 10%, Mn total maksimum 48%, PH antara 4-7
· Grade B komersial mengandung kadar oksigen sekurang-kurangnya setara dengan 68% MnO2.


*ref : Bahan Galian Industri (Prof. Sukandar Rumidi)

1 komentar: