April 22, 2012

7 dosa besar menurut Mahatma Gandhi

7 dosa besar menurut Mahatma Gandhi yang menurut saya relevan dengan timbulnya krisis finansial yang terjadi di dunia saat ini.

1. Kekayaan tanpa kerja (wealth without work)
Orang didoktrin dengan slogan "biarkan uang yang bekerja untuk Anda". Orang menanam modal di mana-mana dan tinggal ongkang-ongkang kaki menikmati hasilnya. Sementara para buruh pekerja bekerja dengan sekuat tenaga hanya untuk kepentingan pemegang modal dan digaji hanya layak untuk hidup mereka. Di banyak negara dunia ketiga bahkan mereka digaji dengan tidak layak. Para pekerja hanya dianggap sebagai sekrup industri seperti halnya mesin-mesin lain yang bisa digantikan dengan sekrup yang lain jika rusak.

2. Kesenangan tanpa kesadaran (pleasure without conscience)
Orang bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Sebagai pemilik modal, mereka tidak perlu terlalu peduli terhadap nasib buruh pekerja, yang penting modal mereka aman dan bisa terus berkembang.

3. Pengetahuan tanpa karakter (knowledge without character)
Para cendekia membebek pada kepentingan penguasa. Mereka tidak lagi memperhatikan moralitas dan kebenaran yang seharusnya dijunjung tinggi oleh para cendekia. Mereka lebih memperhatikan kepentingannya sendiri, yang penting mereka aman dalam posisinya. Saat mereka melihat suatu kesalahan atau kezaliman, mereka cenderung mendiamkan dan bukannya membela kaum yang benar atau kaum yang lemah.

4. Perdagangan tanpa moralitas (commerce without morality)
Kaum pedagang tidak memikirkan moralitas. Yang penting bagi mereka adalah keuntungan, keuntungan, dan keuntungan. Bagaimana mereka menipu para konsumen yang tidak berdaya. Mereka memonopoli setiap lini konsumsi masyarakat sehingga masyarakat tidak berdaya dan tidak bisa memprotes tindakan mereka. Setiap protes dari masyarakat selalu membentur tembok birokrasi, sementara pemerintah tidak peduli terhadap nasib masyarakat.

5. Ilmu tanpa kemanusiaan (science without humanity)
Ilmu ditegakkan tanpa mempedulikan lagi nilai-nilai kemanusiaan. Para ilmuwan sibuk membincangkan tentang norma ilmiah namun melupakan manusia yang harusnya menjadi dasar dari penegakan ilmu.

6. Ibadah tanpa pengorbanan (worship without sacrifice)
Orang-orang beragama tanpa peduli terhadap pengorbanan diri untuk mensucikan hati. Yang mereka pedulikan adalah penegakan hukum agama yang menurut mereka benar walaupun dengan cara itu mereka mengorbankan kepentingan orang lain. Mereka lupa terhadap prinsip-prinsip spiritualitas agama dan bahkan lebih memuja nilai luar agama ketimbang aspek substansi dari agama.

7. Politik tanpa prinsip (politics without principle)
Orang berpolitik tidak lagi mempunyai prinsip. Mereka sikut kiri sikut kanan, jilat atas injak bawah untuk kepentingan mereka sendiri. Orang berani menjilat ludah sendiri yang penting kepentingan mereka terakomodasi untuk bisa meraih kekuasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar