Maret 11, 2011

CEKUNGAN BANDUNG


Cekungan bandung merupakan suatu cekungan yang dikelilingi kompleks pegunungan Tangkuban Perahu disebelah utara, sedangkan dibagian selatan oleh kompleks pegunungan Patuha-Malabar. Dibagian barat cekungan, muncul sederatan intrusi andesit dan dasit yang membentuk punggung-punggung tak teratur. Kompleks pegunungan Krenceng, dan Gunung Mandalawangi membatasi cekungan ini disebelah timur.
Berdasarkan kelerengannya Cekungan Bandung dapat dipisahkan menjadi tiga satuan daerah, yakni daerah dengan kelerengan datar-landai, daerah dengan kelerengan sedang, dan daerah dengan kelerangan curam sampai terjal.
Morfologi CAT (Cekungan Air Tanah) Bandung terbagi menjadi 3 (tiga) satuan morfologi, yaitu; dataran, perbukitan dan kerucut gunungapi tar dengan luas sekitar 24%. Morfologi dataran secara umum litologi terdiri atas Endapan aluvial dan koluvial yang terdiri dari bongkah batuan beku, batu pasir, dan batu lempung tufaan; Formasi Kosambi yang tersusun dari endapan danau dan Formasi Cibeureum, endapan kipas aluvial dan endapan gunungapi klastik.
Satuan Perbukitan Bergelombang litologi yang menutupi daerah ini terdiri atas Formasi Cikapundung yang tersusun oleh hasil gunungapi tak teruraikan : breksi gunungapi, lava dan tufa; Formasi Cikidang yang didominasi tufa pasiran; Formasi Cibeureum, endapan kipas aluvial.
Satuan Kerucut Gunung Api litologi yang menutupi satuan morfologi ini adalah hasil gunung api tak teruraikan yang terdiri dari breksi gunungapi dan tufa.
Geologi Cekungan Bandung berdasarkan ciri lithologi yang membedakan batuan penyusunnya, dapat diuraikan sebagai berikut: Endapan Tersier, satuan ini merupakan satuan tertua yang tersingkap, terdiri dari breksi gunung api, lava, batupasir tufaan, konglomerat, napal, lempung, dan batupasir kuarsa.
Hasil Gunung Api Tua, satuan ini terdiri dari perselingan antara breksi gunungapi, lahar dan lava. Penyebaran di daerah bandung utara dikenal sebagai Formasi Cikapundung, berumur Plistosen, dan ketebalannya berkisar antara 0 hingga 350 meter.
Geologi
Hasil Gunung Api Muda, satuan ini terdiri dari breksi gunungapi, lapili, lava, dan tufa, merupakan hasil kegiatan gunung api. Penyebaran satuan batuan ini didaerah bandung utara dikenal sebagai Formasi Cibereum dan Formasi Cikidang.
- Formasi Cibereum, batuannya terdiri dari perulangan urut-urutan breksi gunungapi sampai tufa, Formasi ini mempunyai ketebalan antara 0 – 180 m, dan berumur Plistosen atas – Hologen.
- Formasi Cikidang, batuannya terdiri atas lelehan lava basal, konglomerat gunung api, tufa kasar, dan breksi gunungapi. Formasi ini diduga berumur Holosen dengan ketebalan berkisar antara 8 – 16 m.
- Formasi Kosambi atau lebih dikenal sebagai endapan danau, batuannya terdiri dari batulempung tufaan, batulanau tufaan, dan batupasir tufaan. Ketebalan formasi ini berkisar antara 0-125 m.
- Kolovium, satuan ini terbentuk dari hasil reruntuhan gunungapi, terdiri dari bongkah-bongkah batuan beku, batupasir tufaan, dan lempung tufaan.

Hidrogeologi

Cekungan Bandung mempunyai produktivitas akuifer sedang sampai tinggi, setempat-setempat dibagian selatan dijumpai daerah langka, demikian juga daerah puncak bukit. Daerah yang berproduktivitas tinggi terletak di kota Bandung sampai Cimahi, akuifernya merupakan penyusun Formasi Cibereum. Daerah dataran lainnya mempunyai produktivitas sedang, sabagian akuifernya sebagai penyusun Formasi Kosambi. Sementara yang lain sebagai penyusun dari Formasi Cibereum. Produktivitas yang sama dijumpai juga pada daerah kaki bukit yang mengelilinginya, akuifernya sebagai penyusun Formasi Cikapundung dan hasil endapan gunungapi muda.
Akuifer yang banyak dimanfaatkan terdapat pada Formasi Cibereum dan endapan gunungapi muda, sedangkan pada Formasi Cikapundung jarang dimanfaatkan terutama didaerah dataran, karena dalamnya.
Berdasarkan penyederhanaan susunan stratigrafi dari data pengeboran yang ada, akuifer di Cekungan Bandung dapat dibagi menjadi :
- Akuifer dangkal, ditemukan pada kedalaman antaran 0 – 35 m, bmt, jenis akuifer nya tidak tertekan.
- Akuifer tengah, mempunyai kedalaman sekitar 40-150 m, bmt, terutama disusun oleh Formasi Cibereum, dan Formasi Kosambi. Akuifer ini merupakan akuifer setengah tertekan sampai tertekan.
- Akuifer dalam, dengan kedalaman lebih dari 150 m, bmt, terutama disusun oleh Formasi Cikapundung, dan merupakan akuifer setengah tertekan sampai tertekan.